Mari Membaca Buku lagi!
Membaca adalah berpikir. Berpikir merupakan suatu proses untuk mengenali, memahami, dan kemudian menginterpretasikan lambang-lambang yang bisa mempunyai arti. Di sini banyak terlibat unsur-unsur psikologis seperti kemampuan dan atau kapasitas kecerdasan, minat, bakat, sensasi, persepsi, motivasi, retensi, ingatan, dan lupa, bahkan ada lagi yaitu kemampuan mentransfer dan berpikir kognitif yang akan membantu orang tersebut dalam memahami seberapa banyak pengetahuannya mengenai banyak hal, bagaimana ia memandang hidup yang ia jalani, ke mana arah yang sebenarnya ingin ia capai dan pastinya akan membuat seseorang menjadi haus pengetahuan karena ia sadar seberapa kecil pengetahuan yang baru ia gali.
Program perpustakaan desa merupakan program yang dilaksanakan oleh pemerintah yang mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014. Pembentukan perpustakaan desa di seluruh wilayah Indonesia dimaksudkan untuk mendukung upaya pemerintah mengembangkan kehidupan masyarakat. Perpustakaan Desa diperuntukkan bagi masyarakat dan dikelola oleh masyarakat guna memenuhi kebutuhan informasi.
Perpustakaan Desa/Kelurahan adalah “perpustakaan masyarakat sebagai salah satu sarana/media untuk meningkatkan dan mendukung kegiatan pendidikan masyarakat pedesaan,yang merupakan bagian integral dari kegiatan pembangunan desa/ kelurahan”.
Mayoritas masyarakat saat ini lebih banyak berinterkasi dengan Televisi dan Smartphone dan sangat jarang berinteraksi dengan buku.Smart Phone dengan media Sosial menjadi media informasi terbanyak yang digunakan oleh masyarakat,meski ada aktifitas membaca namun informasi dari media sosial sangat rawan dengan konten-konten yang tidak baik dan bersumber tidak jelas.
Pemerintah Desa Wargakerta beruasaha berperan aktif dalam mengembalikan minat dan aktifitas membaca masyarakat melalui program Perpustakaan desa.Pada bulan September 2018 Perpustaan Desa Wargakerta mendapatkan bantuan Hibah dari pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya melalui Dinas Kearsipan Dan Perpustakaan Kabupaten Tasikmalaya berupa 500 buku dan satu rak buku.
Animo masyarakat untuk berkunjung ke perpustakaan desa memang masih sangat kecil, namun itu tidak membuat pengurus Perpustakaan Desa berkecil hati.
Nandi Rustandi Kepala Perpustakaan Desa Wargakerta mengungkapkan bahwa minat masyarakat memang masih sangat kecil dan ini merupakan permasalahan utama untuk saat ini. Sebagai upaya meningkatkannya kami melakukan strategi dengan bekerja sama dengan Kasi Pelayanan Desa Wargakerta sehingga setiap masyarakat yang datang ke Kantor Kepala Desa untuk mendapatkan pelayan langsung di tawarkan untuk menunggu sambil membaca buku di perpustakaan.